Jembatan Kaca Kampung Warna-warni Malang Seperti Di China




Pengunjung kembali dibuat terpukau dengan adanya kampung warna-warni di Kota Malang, Jawa Timur.

Sebuah jembatan kaca yang terhubung antara kampung warna-warni dengan Kampung Tridi resmi dibuka.

Setelah diresmikan jembatan yang melintas di atas Sungai Berantas itu langsung diburu oleh wisatawan dan dijadikan sebagai spot foto baru.

Kampung warna warni merupakan sebuah kampung di Kelurahan Jodipan, Kota Malang. Kampung yang berlokasi tepat dipinggiran sungai.

Tahun lalu sejumlah mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah malang (UMM) yang sedang menjalani kegiatan magang di PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), dapat mengubah sebuah kampung yang awalnya kumuh menjadi nampak indah dan bersih.



Tak lama kemudian, kampung di seberang sungai pun ikut membangun inovasi yang sama. Dengan mengangkat tema Kampung Tridi. Dengan memberi sentuhan lukisan tiga dimensi yang menghiasi dinding rumah warga untuk menyambut para wisatawan yang datang.

Sejak saat itu, muncul adanya ide untuk menyatukan kampung yang dibelah oleh aliran Sungai Berantas itu dengan membangun sebuah jembatan yang terbuat dari kaca agar tambapak lebih menarik bagi wisatawan.

Jembatan itu dibangun oleh mahasiswa teknik sipil UMM, dan dibangun dalam waktu lima bulan , yaitu mulai tanggal 8 Mei 2017 hingga 7 Oktober 2017.

Jembatan yang didesain dengan model jembatan gantung dan berwarna kuning emas itu mempunyai panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter pada ketinggian 9,5 meter.

Jembatan itu diperkirakan dapat menampung sekitar 50 orang dengan berat 250 kilogram. Meski namanya jembatan kaca, akan tetapi tida semua lantai jembatan itu terbuat dari kaca. Lantai kaca hanya ada ditengah lantai jembatannya saja.

Jembatan Kaca ini merupakan salah satu wisata baru yang menguji adrenalin wisatawan. Sekaligus penghung antara kampung Warna-warni dan Kampung Tridi yang sudah terkenal dengan skala Internasional.

Mengutamakan keselamatan

Jembatan kaca menambah daftar bahaya yang memungkinkan terjadi, Apalagi, jembatan dibangun tepat di atas Sungai Berantas yang pondasi jembatan itu berada tepat di pinggir aliran sungai.

Dengan menambahkan papan larangan agar pengunjung tetap berhati hati adalah salah satu upaya yang dapat mengurangi bahaya yang ada. Dikarenakan banjir di Sungai Berantas tidak bisa diprediksi kedatangnnya. Terakhir terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2010.

Wisatawan juga diperingatkan agar tidak membuang sampah di sungai agar tidak terjadi bahaya yang diinginkan. Dan juga tidak mengganggu orang yang lagi berfoto disekitar area tersebut.

Belum Dapat Izin

Izin pembangunan di sepanjang aliran Sungai Brantas berada di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sebab, Sungai Berantas termasuk dalam sungai strategis nasional.

Ada sebuah persyaratan yang dibuat sebagai pertimbangan teknis. Jembatan harus dibangun setinggi 1,5 meter di atas permukaan sungai pada saat banjir tertinggi.



Sumber: Kompas

Komentar